Portal berita ini berkomitmen untuk menyajikan informasi yang akurat, terpercaya, dan relevan bagi pembaca. Portal ini dirancang untuk memastikan konsistensi dalam gaya penulisan, tata bahasa, serta pengemasan berita.

Hubungi Kami

Alamat

Jl.Bendungan, Desa Batubantayo, Kecamatan Pinogaluman, Kab. Bolaang Mongondow Utara

Telepon

+62 853-1132-6323

Setelah gagalnya Trem Otonom China, proyek serupa belum dicoba di IKN

Rangga Blongkod - Jumat, 03 Januari 2025 | 20:47:38 WIB Dibaca 313X

Blog Image

Rangkaian kereta otonom tanpa rel atau Autonomous Rail Transit (ART) buatan CRRC Sifang tiba di Ibu Kota Nusantara (IKN) Sabtu (3/8/2024).(PTPP/MOHAMMAD MISBAHUDDIN)

riiljejak.id  —–»  Setelah Autonomous Rail Transit (ART) atau Trem Otonom Terpadu (TOT) buatan CRRC Qingdao Sifang gagal menunjukkan kemampuan operasional otonomnya, belum ada produsen lain yang akan menggelar Proof of Concept (PoC) di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 2025.

riiljejak.id melansir penyampaian Direktur Pengembangan Ekosistem Digital Otorita IKN, Tonny Agus Setiono pada Jumat (3/1/2025). "Saat ini, belum ada lagi rencana untuk pelaksanaan PoC," ujar Tonny.

PoC merupakan sebuah uji coba yang bertujuan untuk membuktikan kelayakan konsep, metode, atau teknologi tertentu dalam skenario nyata. Proses ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah teknologi yang diusulkan dapat diterapkan secara lebih luas di IKN.

Sebelumnya, trem ART buatan CRRC Qingdao Sifang telah menjalani PoC dengan pengawasan tim evaluasi independen yang terdiri atas para ahli dari perguruan tinggi, asosiasi profesi, dan praktisi transportasi di Indonesia. Uji coba ini berlangsung di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN pada dua jalur uji, meliputi area Kemenko 1–4 serta Jalan Sumbu Kebangsaan Barat dan Timur, dari 12 September hingga 22 Oktober 2024.

Fokus utama pengujian meliputi skenario seperti pengereman darurat, kinerja otonom, dan daya tahan baterai untuk memastikan teknologi ART siap dioperasikan di IKN. Berdasarkan evaluasi, ditemukan sejumlah hal yang perlu ditingkatkan, termasuk penyempurnaan kemampuan otonom, penambahan fitur keselamatan untuk lalu lintas campuran, dan peningkatan sistem komunikasi agar memenuhi standar keamanan siber di IKN.

Hasil evaluasi menghasilkan tiga catatan utama. Pertama, sistem otonom ART CRRC Qingdao Sifang belum dapat berjalan sepenuhnya secara otomatis. Pengemudi tetap harus berada di tempat untuk siap mengambil alih kendali kapan saja, menunjukkan keraguan penyedia teknologi terhadap keandalan sistem otonomnya.

Kedua, performa sistem otonom belum sepenuhnya teruji. Tidak ada pengaturan kecepatan atau pengereman per rute secara terprogram, dan beberapa skenario pengujian masih memerlukan penyesuaian di lapangan. Teknologi ini belum menunjukkan kemampuan adaptasi yang memadai terhadap kondisi operasional yang dinamis.

Ketiga, sistem pengereman otomatis ART belum mampu mendeteksi atau merespons penghalang secara mandiri. Fungsi seperti pengurangan kecepatan atau pemberian peringatan saat ada obyek melintas juga belum berjalan optimal.

Berdasarkan temuan tersebut, tim evaluasi menyimpulkan bahwa mode otonom ART ini masih membutuhkan intervensi manual dan belum siap dioperasikan secara penuh. Selain itu, sistem kendali otonom yang diuji belum mendukung operasi dua arah atau bidireksional.

Editor: Faisal Dj 

Tags