Portal berita ini berkomitmen untuk menyajikan informasi yang akurat, terpercaya, dan relevan bagi pembaca. Portal ini dirancang untuk memastikan konsistensi dalam gaya penulisan, tata bahasa, serta pengemasan berita.

Hubungi Kami

Alamat

Jl.Bendungan, Desa Batubantayo, Kecamatan Pinogaluman, Kab. Bolaang Mongondow Utara

Telepon

+62 853-1132-6323

Mandi Syafar, Tradisi Tolak Bala yang Terjaga di Desa Batubantayo

Maman J - Rabu, 20 Agustus 2025 | 08:24:20 WIB Dibaca 159X

Blog Image

Prosesi tradisi Mandi Syafar di Desa Batubantayo

riiljejak.id  —–»  Mandi Syafar merupakan tradisi yang masih mengakar kuat, termasuk hari ini dilaksanakan di Desa Batubantayo, Kecamatan Pinogaluman, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Rabu (20/8/2025).

Rutin dilaksanakan pada bulan Safar dalam kalender Hijriyah, tradisi ini umumnya dimaknai sebagai ritual untuk membersihkan diri dari segala bala atau kesialan. Salah satu praktik Mandi Syafar yang menarik terdapat di aliran Sungai Andagile, sebuah sungai yang mungkin belum banyak dikenal namun memiliki makna penting bagi masyarakat setempat.

Mandi Syafar di Sungai Andagile bukan sekadar kegiatan berendam atau membersihkan diri. Lebih dari itu, tradisi ini merupakan manifestasi dari kearifan lokal dan keyakinan spiritual masyarakat yang telah diwariskan turun-temurun. 

Pelaksanaan Mandi Syafar di sungai ini melibatkan seluruh anggota masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Mereka berbondong-bondong menuju sungai, membawa perlengkapan mandi dan bekal makanan untuk dinikmati bersama setelah ritual selesai.

Prosesi Mandi Syafar di Sungai Andagile diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama atau tokoh adat. Doa ini berisi permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dijauhkan dari segala marabahaya dan diberikan keselamatan serta keberkahan. Dilanjutkan dengan prosesi menyiramkan air secara simbolis ke masyarakat tanda dimulainya tradisi mandi syafar.  

Setelah doa selesai, semua orang harus membasahi diri dengan air sungai, ada yang saling memercikkan air hingga kelihatan basah atau secara bersamaan menceburkan diri ke sungai dan melakukan ritual mandi dengan air sungai. 

Sangadi Desa Batubantayo Warman Adang Salhasim menjelaskan beberapa elemen penting dalam ritual Mandi Syafar di Sungai Andagile yakni membersihkan diri secara spiritual. Keyakinan ini mungkin berkaitan dengan pandangan bahwa air merupakan sumber kehidupan dan memiliki kemampuan untuk menyucikan. 

Selain itu, kebersamaan dalam melaksanakan ritual ini juga memiliki makna tersendiri. Partisipasi seluruh anggota masyarakat memperkuat tali persaudaraan dan rasa solidaritas antarwarga. tradisi ini juga menjadi ajang untuk melestarikan lingkungan sungai. Masyarakat diajarkan untuk menjaga kebersihan sungai dan tidak melakukan tindakan yang dapat merusak ekosistem sungai.

"Mandi Syafar di Sungai Andagile bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga representasi dari identitas budaya masyarakat setempat. Tradisi ini mengandung nilai-nilai luhur seperti gotong royong, religiusitas, dan kearifan lingkungan. Melalui tradisi ini, masyarakat tidak hanya berusaha untuk menolak bala, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan menjaga kelestarian alam,"ujarnya.

Dengan menjaga dan melestarikan tradisi Mandi Syafar di Sungai Andagile, ini tidak hanya melestarikan identitas budaya masyarakat setempat, tetapi juga turut berkontribusi dalam menjaga kearifan lokal yang kaya akan nilai-nilai luhur. (MJ)

Editor: Faisal Dj